hijrah berasal dari kata (hajara) yang secara harfiah berarti kondisi yang sangat panas . kondisi ini menjadikan sesorang mesti berpindah ke tempat lain, jika dia tidak ingin binasa. perpindahan tersebut tentu saja ke tempat yang lebih dingin atau minimal sedikit lebih sejuk dari tempat dan kondisi sebelumnya. begitulah hijrah yang pernah dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat yang berpindah dari Mekkah ke Madina, karena Mekkah ketika itu wilayah yang sangat panas.
Hakekat Hijrah
Hijrah tidak selamanya mesti dilakukan secara fisik. syaikh mahmud syaltut, menjelaskan bahwa pengertian hijrah terdiri dari dua macam. pertama, hijrah badaniyah, yaitu berpindah atau menyingkir secara fisik. kedua, hijrah qalbiyah, yaitu perpindahan hati nurani.
Berkenaan dengan hijrah qalbiyah, Ibnu Qayyim Al Jauziah dalam Thariqul Hijratain mengatakan " seorang muslim dalam kehidupan dan perjuangannya menempuh dua jalan hijrah yaitu, pertama, hijrah kepada Allah yang diaplikasikan dengan mendekatkan diri ( taqarrub) kepadanya, mencintai-Nya serta berbakti kepada-Nya. kedua, hijrah kepada Rasul yang diaplilkasikan dengan mengikuti perilaku, sikap, dan langkah-langkah perjuangannya. inilah hakekat hijrah yang sebenarnya, sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang artinya " seorang muslim adalah seseorang yang menghindari menyakiti muslim lainnya dengann lidah dan tangannya. sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua apa yang dilarang oleh Allah SWT." ( H.R.Bukhari).
dengan demikian, hakekat hijrah adalah melakukan perpindahan atau perobahan dari kondisi yang buruk menuju kondisi yang baik, dari keadaan yang belum sempurna menuju keadaan yang sempurna, dari bentuk yang sudah sempurna menuju bentuk yang paling sempurna. maka perpindahan atau perobahan tersebut tidaklah disebut hirah jika tidak ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Hijrah ke Surga
Dalam satu riwayat di ceritakan bahwa. "Rasulullah SAW ditanya oleh seorang sahabat, " ya Rasulullah, amalan apakah yang paling banyak memasukkan manusia kedalam surga? kemudian Rasulullah menjawab Taqwa pada Allah SWTdan Akhlaqul Karimah ( akhlak yang mulia) ( hadist Riwayat Turmudzi).
Hijrah menuju surga ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Dari Hadist Rasul diatas dapat diambil pelajaran bahwa salah satu cara untuk hijrah ke surga adalah dengan Akhlaq Al karimah. Akhlak yang mulia merupakan barometer kesempuraan iman seseorang, maksudnya iman seseorang tidak akan dikatakan sempurna jikan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari masih amburadul. jadi ukuran sempurna atau tidaknya iman seseorang dapat dilihat dari akhlaqnya (perbuatannya).
misi awal diutus nya Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak orang jahiliyah yang ketika itu sangat rusak, ini diakui oleh Raulullah SAW dalam salah satu Hadistnya"sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia".
Diantara contoh ahklaq mulia adalah lemah lembut terhadap sesama makhluk, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. sikap lemah lembut sangatlah terpuji dan merupakan buah dari akhlaqul karimah. pengertian dari akhlaq itu sendiri manurut Al Ghazali merupakan sebuah kebiasaan yang telah menjadi karakteristik pribadi. jika kita bersin dengan serta merta (tanpa berpikir panjang akan keutamaan dan dan kebaikannya) kita langsung mengucap hamdalah, maka ucapan hamdalah setelah bersin itu sudah menjadi akhlaq dalam diri kita.pada tingkat akhlak inilah manusia baru dikatakan berkarakter baik. karena itu dalam memperjuangkan untuk mencapai tingkat akhlaq, tentunya sebuah perjuangan dalam melatih diri kita, agar hati patuh.
Karena lemah lembut merupakan buah dari akhlaqul karimah, bisa jadi sifat lemah lembut identik dengan pribadi muslim yang telah ter-sibghah dalam islam. Nabi SAW bersabda " sesungguhnya siapa dikaruniai baginya sifat lemah lembut, ia pun telah dikaruniai bagiannya dari kebaikan dunia dan akhirat dan barang siapa diharamkan baginya sikap lemah lembut, maka ia pun diharamkan baginya kebaikan dunia dan akhirat".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar